Rivals of Aether II – Evolusi Pertarungan Platform yang Kini Tampil Lebih Liar dan Lebih Indah

Bagi kamu penggemar game pertarungan platform seperti Super Smash Bros, nama Rivals of Aether mungkin sudah tak asing lagi. Game indie ini sempat menjadi kejutan besar saat pertama kali rilis di 2017, dengan pendekatan unik: pertarungan platform cepat ala Smash, tapi dibalut dalam nuansa elemen hokijp168 dan karakter orisinal yang penuh strategi. Sekarang, dengan diumumkannya Rivals of Aether II, segalanya akan naik ke level berikutnya—mulai dari visual, gameplay, hingga potensi kompetitif.

Sebagai editor hokijp168, melihat Rivals of Aether II bukan hanya sebagai sekuel biasa. Game ini adalah loncatan besar bagi genre platform fighting, dan membawa semangat komunitas indie ke panggung yang lebih luas. Dengan engine baru, tampilan 3D memukau, serta komitmen terhadap keseimbangan dan esports, RoA II siap menjadi penantang serius di antara raksasa fighting game.

Kalau kamu belum tahu banyak tentang game ini atau penasaran apa yang berubah dari pendahulunya, artikel ini akan jadi pintu gerbangmu untuk mengenal lebih dalam dunia Aether yang terus berkembang.

Sekilas Tentang Rivals of Aether Pertama

Sebelum kita membahas sekuelnya, penting untuk sedikit mengulas akar dari seri ini. Rivals of Aether pertama kali rilis sebagai game indie buatan Dan Fornace, dengan fokus pada pertarungan platformer 2D cepat, teknikal, dan bergaya pixel art. Meski sederhana secara tampilan, mekaniknya sangat dalam:

  • Tidak ada grab (pegangan) dan shield, jadi gameplay-nya mengandalkan spacing dan tech movement
  • Setiap karakter memiliki elemen unik yang memengaruhi gaya main, seperti api, air, petir, batu, dan angin
  • Support penuh untuk kompetisi esports dan custom mod dari komunitas

Game ini menjadi populer di kalangan komunitas fighting game berkat gameplay-nya yang adil, responsif, dan sangat memuaskan untuk dipelajari. Bahkan sempat tampil di beberapa turnamen besar seperti Genesis dan EVO side event.

Nah, Rivals of Aether II berangkat dari semua kekuatan itu—dan mencoba menyempurnakannya.

Transformasi Visual: Dari Pixel Art ke 3D Bergaya Animasi

Perubahan paling mencolok dari Rivals of Aether II adalah visualnya. Dari pixel art 2D yang klasik, sekarang beralih ke grafik 3D bergaya cel-shaded yang tampak seperti kartun hidup. Ini bukan perubahan sembarangan—melainkan langkah strategis agar game terlihat lebih menarik secara komersial dan punya daya saing lebih luas.

Beberapa hal keren dari tampilan barunya:

  • Karakter terlihat lebih ekspresif dan dinamis, tanpa kehilangan identitas aslinya
  • Animasi skill dan serangan jadi lebih jelas dan hidup, memudahkan penonton mengikuti aksi
  • Stage interaktif dan penuh warna, memberikan pengalaman visual yang lebih kaya
  • Efek partikel dan knockback lebih sinematik, namun tetap readable untuk pemain kompetitif

Developer menyebut perubahan ini sebagai “evolusi”, bukan revolusi. Semua karakter masih punya gaya khas mereka, hanya saja kini dikemas lebih modern dan ramah penonton.

Gameplay: Kini Ada Grab dan Shield, Tapi Jangan Takut

Hal menarik lainnya dari RoA II adalah penambahan sistem grab dan shield, yang sebelumnya absen di game pertama. Ini keputusan yang sempat menimbulkan pro-kontra di komunitas, tapi sebenarnya cukup masuk akal:

  • Grab dan shield adalah mekanik standar dalam fighting game, sehingga kehadirannya membuat RoA II lebih familiar bagi pendatang baru
  • Di tangan pemain pro, adanya grab membuka teknik mix-up baru, membuat pertarungan lebih kaya secara strategi
  • Shield memungkinkan pertahanan reaktif, tapi tidak terlalu kuat karena punya batas dan bisa dihancurkan

Tenang saja, bagi kamu yang suka mekanik khas RoA 1, movement cepat, edge-guard intens, dan combo udara liar masih ada dan dipertahankan. Game ini tetap punya “jiwa” yang sama—hanya kini diberi lebih banyak lapisan.

Karakter: Lama Kembali, Baru Mengguncang

Dalam Rivals of Aether II, para karakter orisinal dari game pertama akan kembali, dengan desain 3D baru dan skill set yang sedikit di-tweak. Beberapa yang sudah dikonfirmasi:

  • Zetterburn: Singa api yang agresif dengan burn damage
  • Orcane: Makhluk air yang lincah dan punya kemampuan teleport
  • Wrastor: Burung angin cepat dengan mobility luar biasa
  • Etalus: Beruang es yang besar, tanky, dan mengendalikan es untuk defense

Selain itu, akan hadir karakter-karakter baru dengan gaya bertarung unik, termasuk beberapa dengan elemen misterius yang belum diungkap. Yang pasti, game ini tetap mempertahankan filosofi “easy to learn, hard to master.”

Setiap karakter dirancang agar punya keunggulan khas, counterplay jelas, dan potensi kombo mematikan jika dikuasai.

Mode Permainan: Dari Solo Sampai Kompetitif Online

Rivals of Aether II dirancang untuk semua jenis pemain—baik kamu yang ingin main santai di ruang tamu, maupun yang ingin naik panggung turnamen. Beberapa mode yang dikonfirmasi:

  • Story Mode: Cerita single-player yang menjelajahi dunia Aether, dengan cutscene dan lore baru
  • Arcade & Versus Mode: Main cepat melawan CPU atau teman lokal
  • Online Matchmaking (Ranked & Casual): Sistem matchmaking dengan rollback netcode untuk pengalaman online mulus
  • Mod Support & Custom Skins: Komunitas bebas membuat karakter, stage, bahkan sistem baru
  • Tournaments & Spectator Mode: Dirancang untuk mendukung turnamen online dan offline

Developer juga berjanji akan menghadirkan update rutin, DLC karakter, dan event musiman, untuk menjaga komunitas tetap aktif dan engaged.

Netcode dan Online Play: Rollback Adalah Standar Baru

Satu hal yang sangat diapresiasi dari RoA pertama adalah kualitas netcode-nya. Di RoA II, sistem rollback netcode kembali hadir, bahkan di-upgrade untuk mendukung pertandingan lintas wilayah yang lebih stabil.

Ini penting, apalagi di era saat turnamen online sudah jadi hal umum. Dengan rollback, kamu bisa bermain secara kompetitif tanpa delay berlebihan—baik kamu lawan teman satu kota atau lawan dari luar negeri.

Potensi Esports: Siap Naik Panggung Lebih Besar

Dengan semua peningkatan ini, Rivals of Aether II tampaknya ingin menjadi pemain serius di dunia esports fighting game.

Beberapa indikasi:

  • Dukungan rollback netcode
  • Sistem matchmaking dan ranking kompetitif
  • Desain visual yang mudah ditonton
  • Karakter dan skill yang mudah dikenali
  • Komunitas pro yang sudah terbentuk sejak RoA pertama

Jika developer terus mendukung turnamen komunitas dan merangkul event besar seperti EVO atau CEO, bukan tidak mungkin RoA II akan jadi judul utama di panggung FGC (Fighting Game Community) global.

Cocok untuk Siapa?

✅ Cocok untuk:

  • Penggemar fighting game, baik pemula maupun veteran
  • Pecinta game platformer dan aksi cepat
  • Fans Smash Bros yang ingin pengalaman baru
  • Komunitas kompetitif yang cari game baru dengan potensi esports
  • Pecinta game indie dan visual cel-shaded

❌ Mungkin kurang cocok jika:

  • Lebih suka fighting game 1v1 bergaya tradisional (seperti Street Fighter)
  • Tidak suka gameplay cepat dan banyak aerial combo
  • Menghindari game kompetitif yang butuh latihan teknikal

Kapan Rilis?

Rivals of Aether II dijadwalkan rilis pada tahun 2024, meski tanggal pastinya belum dikonfirmasi. Game ini akan hadir di PC via Steam, dan rencananya juga akan dibawa ke konsol, termasuk kemungkinan besar ke Nintendo Switch dan platform generasi terbaru.

Kesimpulan: Evolusi Besar dari Game Indie yang Kini Siap Mendunia

Rivals of Aether II adalah bukti bahwa game fighting dari pengembang kecil bisa berkembang besar jika didukung oleh komunitas solid, filosofi desain yang kuat, dan kemauan untuk terus belajar. Dengan tampilan baru, sistem gameplay yang diperluas, dan fondasi kompetitif yang kokoh, game ini siap menjadi salah satu judul platform fighter terbaik di generasi sekarang.

Bukan hanya sekadar “Smash Bros versi indie”, RoA II adalah identitas baru di dunia pertarungan—lebih segar, lebih cepat, dan siap mengguncang arena. Jika kamu siap terbang tinggi, tech chase ke udara, lalu memukul lawan keluar layar dengan kombo pamungkas, maka inilah waktumu bergabung ke medan Aether.

Karena di Rivals of Aether II, hanya satu yang berlaku: jangan biarkan lawan menyentuh tanah lagi.